Monday 25 April 2011

Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (P3MDH)


-->
Pendidikan nonformal dan informal sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki tugas sama dengan pendidikan formal yakni memberikan pelayanan terbaik dalam memenuhi kebutuhan belajar masyarakat. Sasaran pendidikan nonformal dan informal terus maju dan meluas dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan lapangan kerja, perubahan masyarakat terutama berkaitan dengan budaya masyarakat itu sendiri. Mengingat sasaran tersebut, maka program/kegiatan pendidikan nonformal dan informal harus terus diperluas sesuai kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat.
Konsep masyarakat gemar belajar (learning society) dan belajar sepanjang hayat (lifelong learning) sebagai konsep utama, mendorong individu, lembaga, asosiasi, masyarakat peduli pendidikan, atau badan usaha lain untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan cara berpikir baru dalam merespon tantangan kebutuhan baru masyarakat tentang pendidikan dan belajar. Sebagai implementasi peran yang dilakukan masyarakat, lembaga Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (P3MDH) ”Agroforestry Learning Centre” ikut mendorong dan melaksanakan upaya-upaya tersebut.
Untuk itu program/kegiatan Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (P3MDH) ”Agroforestry Learning Centre” melalui kegiatan Balai Belajar Masyarakat (B3) dalam upaya mewujudkan layanan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat yang lebih luas.
Perlunya Pendidikan melalui Pendidikan Informal MDH
Suatu kenyataan yang tidak dapat kita pungkiri bahwa kondisi masyarakat kita, khususnya di pedesaan (masyarakat desa hutan) yang strata sosial ekonominya relatif rendah masih sangat membutuhkan uluran tangan untuk lebih diberdayakan melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan melalui jalur pendidikan guna meningkatkan taraf hidupnya.
Sementara itu dalam kesempatan untuk mengakses pendidikan formal sudah tidak mampu lagi dinikmati, kesempatan lain yang masih memungkinkan untuk diraih adalah apabila di lingkungan terdekat dapat didirikan dan dikembangkan Lembaga Pendidikan Non Formal.
Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (P3MDH) dapat menjadi sebuah alternatif untuk memberi kesempatan kepada warga masyarakat pedesaan agar mereka mampu mengembangkan potensi diri dan mencapai tingkat kehidupan yang layak.
Sementara ini di kawasan desa-desa hutan di wilayah selatan Kabupaten Pekalongan masih banyak masyarakat yang belum terlayani pendidikannya dengan baik dari jumlah + 21.846 jiwa yang merupakan penduduk dari 10 desa, 2 kecamatan kajen dan paninggaran. Dari usia paud 2.176 belum terlayani + 1.500 anak, usia sltp 1.156 belum terlayani + 250 anak, usia smu 1.192 belum terlayani + 400 anak.

Saturday 16 April 2011

Wana Wisata Kali Paingan



Wana Wisata Pendidikan Kali Paingan adalah Wana Wisata Alam dan pendidikan yang terletak di Jl. Raya Kajen-Paninggaran Km 14, Pekalongan 1 km dari obyek wisata linggoasri. Wisata yang baru berdiri tanggal 1 Januari 2011 ini menyediakan wahana wisata air yaitu rafting atau yang sering disebut arung jeram, lalu gazebo yang bisa digunakan sebagai lokasi rapat yang nyaman, serta bumi perkemahan yang terletak dipinggir sungai paingan.
Tidak hanya bergerak dibidang pariwisata saja, tetapi juga di bidang pendidikan. Di lokasi tersebut juga disediakan tempat untuk pendidikan Non Formal diantaranya Kejar Paket A, B, dan C untuk warga di sekitar kawasan wisata yang tidak lulus SD, SMP maupun SMA. Selain itu, juga ada pelatihan untuk meningkatkan kemampuan, menampung serta memfasilitasi warga di sekitar kawasan wisata yang mempunyai kreatifitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan.


-->


Wednesday 13 April 2011

Arung Jeram Pekalongan ( TESTIMONI )

TESTIMONI

HA FAILASUF (Ketua KADIN Kabupaten Pekalongan) Mengenai Arung Jeram Kabupaten Pekalongan

Menikmati Rafting di Sungai Paingan Linggoasri Kabupaten Pekalongan
"Deg-deg plas saat lenggak-lenggok di atas Perahu karet"
Panorama Arung Jeram di Sungai Paingan Linggoasri belum banyak yang mengetahui. Sejuk, indah, asri dan damai, mungkin itu perasaan yang paling tepat untuk menggambarkannya. Siapapun pasti penasaran untuk menelusurinya.
Saya beberapa waktu lalu bersama beberapa orang teman sengaja mengunjungi Sungai Paingan Linggoasri Kabupaten Pekalongan tersebut dengan menggunakan motor trial. Perjalanannya saja sudah mengasyikkan, ditambah setelah sampai lokasi tidak sabar untuk mencoba perahu karet arung jeram. Saya juga menggunakan baju pelampung dan helm untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
Arus airnya cukup deras baik hujan atau tidak hujan. P3MDH atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat sebagai pengelolanya patut diacungi jempol. Ketika melihat potensi yang ada langsung mereka dikursuskan di tempat arung jeram lain selama satu bulan. Dengan kru sebanyak 20 orang mereka siap melayani para pengunjung yang ingin menikmati indahnya panorama air disana.
Alat-alat yang tersedia pun lumayan lengkap, ada perahu karet, baju pelampung, helm dan dan membuat jalan pulang sesampai ditempat finish. Sementara ini baru 500 meter arus yang bisa dilalui. Sebenarnya mereka memiliki keinginan sampai 4 kilometer, tetapi jalan ketempat start belum dibuat “Lumayan kan membuat jalan baru sepanjang 4 kilometer,” katanya.
Saya dan teman-teman tidak sabar untuk memulai. Dengan instruksi-instruksi standar keselamatan, menggunakan pakaian lengkap (standart rafting equipment), maka dimulailah perjalanan. Ada rasa deg-deg plas, lenggak-lenggok di atas perahu karet mengikuti arus yang lumayan deras, tapi semua keraguan itu ditabrak dengan teriakan-teriakan penyemangat. Sampai di tempat finish tidak terasa. Bahkan saya ingin mengulanginya lagi, tapi kayaknya tidak mungkin karena teman-teman sudah terlihat lelah.
Ke depan wisata ini akan berkembang sangat luar biasa. Memang membutuhkan modal yang tidak kecil. Kalau ada investor yang dating ke sana dan melihat peluang bisnis ini pasti akan menanamkan modalnya. Ini kan tinggal melanjutkan, tidak membangun dari nol. SDM sudah ada, sarana tinggal menyempurnakan.
Pengelola sekanga masih menggunakan strategi bisnis seadanya. Belum ada marketing, publikasi atau apapun. Coba kalau dimarketingkan secara professional, sudah jelas akan banyak yang dating. Dari sana akan muncul sumber-sumber ekonomi baru yang secara multiflier effect. Lambat laun akan muncul kuliner, parker, cenderamata, dll. Areanya cukup luas, viev lumayan asri. Memang disana sini masih harus dibenahi seperti letak bebatuan yang belum rata dan pengaturan arus supaya tidak terlalu ekstrim. Disisi lain secara historis di sana ada petilasan Kalijaga. Ini pun bisa menjadi daya tarik yang lain. Rencananya kedepan mau ada flying fox dan Outbound. Bisa menjadi alternative wisata, tidak usah jauh-jauh ke Magelang.





Arung Jeram Pekalongan (Foto)





TESTIMONI

HA FAILASUF (Ketua KADIN Kabupaten Pekalongan) Mengenai Arung Jeram Kabupaten Pekalongan

Menikmati Rafting di Sungai Paingan Linggoasri Kabupaten Pekalongan

"Deg-deg plas saat lenggak-lenggok di atas Perahu Karet"

Panorama Arung Jeram di Sungai Paingan Linggoasri belum banyak yang mengetahui. Sejuk, indah, asri dan damai, mungkin itu perasaan yang paling tepat untuk menggambarkannya. Siapapun pasti penasaran untuk menelusurinya.

Saya beberapa waktu lalu bersama beberapa orang teman sengaja mengunjungi Sungai Paingan Linggoasri Kabupaten Pekalongan tersebut dengan menggunakan motor trial. Perjalanannya saja sudah mengasyikkan, ditambah setelah sampai lokasi tidak sabar untuk mencoba perahu karet arung jeram. Saya juga menggunakan baju pelampung dan helm untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

Arus airnya cukup deras baik hujan atau tidak hujan. P3MDH atau Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat sebagai pengelolanya patut diacungi jempol. Ketika melihat potensi yang ada langsung mereka dikursuskan di tempat arung jeram lain selama satu bulan. Dengan kru sebanyak 20 orang mereka siap melayani para pengunjung yang ingin menikmati indahnya panorama air disana.

Alat-alat yang tersedia pun lumayan lengkap, ada perahu karet, baju pelampung, helm dan dan membuat jalan pulang sesampai ditempat finish. Sementara ini baru 500 meter arus yang bisa dilalui. Sebenarnya mereka memiliki keinginan sampai 4 kilometer, tetapi jalan ketempat start belum dibuat “Lumayan kan membuat jalan baru sepanjang 4 kilometer,” katanya.

Saya dan teman-teman tidak sabar untuk memulai. Dengan instruksi-instruksi standar keselamatan, menggunakan pakaian lengkap (standart rafting equipment), maka dimulailah perjalanan. Ada rasa deg-deg plas, lenggak-lenggok di atas perahu karet mengikuti arus yang lumayan deras, tapi semua keraguan itu ditabrak dengan teriakan-teriakan penyemangat. Sampai di tempat finish tidak terasa. Bahkan saya ingin mengulanginya lagi, tapi kayaknya tidak mungkin karena teman-teman sudah terlihat lelah.

Ke depan wisata ini akan berkembang sangat luar biasa. Memang membutuhkan modal yang tidak kecil. Kalau ada investor yang dating ke sana dan melihat peluang bisnis ini pasti akan menanamkan modalnya. Ini kan tinggal melanjutkan, tidak membangun dari nol. SDM sudah ada, sarana tinggal menyempurnakan.

Pengelola sekanga masih menggunakan strategi bisnis seadanya. Belum ada marketing, publikasi atau apapun. Coba kalau dimarketingkan secara professional, sudah jelas akan banyak yang dating. Dari sana akan muncul sumber-sumber ekonomi baru yang secara multiflier effect. Lambat laun akan muncul kuliner, parker, cenderamata, dll. Areanya cukup luas, viev lumayan asri. Memang disana sini masih harus dibenahi seperti letak bebatuan yang belum rata dan pengaturan arus supaya tidak terlalu ekstrim. Disisi lain secara historis di sana ada petilasan Kalijaga. Ini pun bisa menjadi daya tarik yang lain. Rencananya kedepan mau ada flying fox dan Outbound. Bisa menjadi alternative wisata, tidak usah jauh-jauh ke Magelang.

(dikutip dari harian Radar Pekalongan)

Arung Jeram Pekalongan (Paingan Rafting)



Kawasan wisata Linggoasri yang berada didataran tinggi Kajen Kabupaten Pekalongan selama ini lebih dikenal panorama alam yang indah dan beberapa koleksi satwanya. Termasuk bumi perkemahan dan out bound. Namun kini mulai dikembangkan wahana wisata alam arung jeram Paingan Adventure And Education dengan menyusuri sungai paingan Linggoasri yang siap memacu adrenalin bagi setiap pengunjung wisata.

Wahana wisata alam bebas Paingan Adventure And Education yang digagas oleh Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Hutan (P3MDH) Kabupaten Pekalongan yang merupakan lembaga sayap dari Paguyuban LMDH KPH Pekalongan Timur, berada di 14 km arah selatan dari pusat Kota Kajen Kabupaten Pekalongan saat ini digemari wisatawan baik lokal maupun luar kota.

Apalagi Musim liburan, banyak orang yang berlibur datang hanya untuk menikmati derasnya air Sungai Paingan Linggoasri. Karena wahana arung jeram Paingan Adventure And Education itu, sementara ini merupakan satu-satunya wahana wisata alternatif yang ada di wilayah Pantura.

Wisata wahana arung jeram Paingan Adventure And Education ini mulai dioperasikan sejak 1 Januari 2011. Namun sudah banyak orang berdatangan karena menantang adrenalin. Khususnya hall jumping di bawah Jembatan Sungai Paingan sangat menantang sekali. Bagaimana dengan Anda, apakah tertarik silahkan mencoba..

Paket Arung Jeram (Paingan Rafting)
  1. Jarak 600 meter Rp. 35.000,-
  2. Jarak 1 kilometer Rp. 65.000,-
Fasilitas :
  • Rafting equipment : Life jacket, Helm, dayung
  • Skipper ( Instruktur )
  • Team Rescue
  • Medical kit (P3K)